Tulisan ini ditujukan pada penulis pemula yang ingin menulis
cerita pendek dengan baik. Sesuai namanya, menulis cerita pendek memiliki
keunikan tersendiri.
Tema
Sebaiknya Anda memiliki
tema yang jelas saat menulis cerpen, tentang cerita seperti apa yang ingin Anda
tulis. Pesan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca. Dengan adanya tema,
yang menjadi tulang punggung cerita, maka cerpen Anda akan meninggalkan kesan
tersendiri pada pembaca. Penetapan tema dari awal juga berguna agar saat
menulis, Anda tidak terlalu jauh melenceng dari cerita sudah ditetapkan.
Alur cerita
Fokuslah pada satu alur
cerita sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan sebelumnya. Karakter tambahan,
sejarah, latar belakang, dan detail lainnya sebaiknya memperkuat alur cerita
ini. Percabangan alur cerita mutlak harus dihindari.
Karakter
Jangan menggunakan jumlah
karakter yang terlalu banyak. Semakin banyak karakter bisa membuat cerita Anda
menjadi terlalu panjang dan tidak fokus pada tema. Gunakan karakter secukupnya
yang sesuai dengan alur cerita.
Sepenggal kisah hidup
Namanya saja cerita
pendek, sehingga cerpen hanya menceritakan tentang sekelumit kisah dalam hidup
karakter yang Anda buat. Jika karakter Anda memiliki kisah hidup yang sangat
panjang, tulis hanya sebagai background yang menjadi penguat tema cerita
tersebut. Tekankan hanya pada satu bagian dari hidupnya untuk ditulis.
Penggunaan kata
Bagaimanapun cerpen
memiliki keterbatasan dalam jumlah kata yang bisa dipakai, apalagi cerita super
pendek seperti flash fiction. Seringkali majalah atau koran tertentu
benar-benar membatasi jumlah kata yang bisa dipakai. Jadi, Anda sebaiknya
menggunakan pilihan kata yang efisien dan menghindari menggunakan kalimat
deskriptif yang berpanjang-panjang.
Impresi
Secara tradisional, cerpen
dimulai dengan pengenalan karakter, konflik, dan resolusi. Alternatif lain,
adalah Anda dapat membuat impresi pada pembaca justru pada awal cerita, dengan
langsung menghadirkan konflik. Karakter Anda sudah berada di dalam kekacauan
besar. Hal ini akan membuat pembaca semakin penasaran, ada apa yang terjadi
sebenarnya, bagaimana karakter tersebut akan mengatasi persoalannya. Pengenalan
karakter, setting, dll dapat dilakukan secara perlahan-lahan di bagian cerita
berikutnya.
Kejutan
Beri kejutan pada pembaca di
akhir cerita. Hindari membuat akhir cerita yang mudah ditebak.
Konklusi
Jangan biarkan pembaca
meraba-raba dalam gelap pada akhir cerita Anda. Pastikan konklusi di akhir
cerita Anda memuaskan, tetapi juga tidak mudah ditebak. Pembaca perlu dibuat
berkesan pada akhir cerita, tentang apa yang terjadi pada karakter tersebut.
Akhir cerita yang mengesankan akan selalu diingat oleh pembaca, bahkan setelah
lama mereka selesai membaca cerita tersebut.
oleh Didik Wijaya -
Penerbit Escaeva
__________________
Inilah Blogku terus ada
informasi beasiswa dan lomba
BEBERAPA HAL KUNCI DALAM MENULIS CERPEN
Peristiwa,
Tokoh, Konflik
Narasi
adalah cerita. Cerita didasarkan pada urutan kejadian atau peristiwa. Dalam
kejadian-kejadian tersebut terdapat tokoh. Tokoh-tokoh tersebut menghadapi
serangkaian konflik atau pertikaian. Tiga hal tersebutlah (urutan peristiwa,
tokoh, dan konflik) yang merupakan unsur pokok sebuh narasi. Kesatuan dari
urutan peristiwa, tokoh, dan konflik itulah yang sering disebut alur atau plot.
arasi bisa berupa fakta, bisa pula berupa fiksi atau rekaan. Narasi yang berisi
fakta antara lain biografi (riwayat hidup seseorang), otobiografi (riwayat
hidup seseorang yang ditulisnya sendiri. Narasi yang berisi fiksi atau rekaan
antara lain novel, cerita pendek, cerita bersambung, atau cerita bergambar.
Plot atau alur dalam sebua narasi dapat berupa alur tunggal, dapat pula terdiri
dari alur utama dan beberapa buah alur tambahan atau sub-plot.
Latar dan Warna Lokal
Alur cerita (kejadian, konflik, dan tokoh) tentu saja
tidak terjadi dari kekosongan (vacuum). Pasti peristira tersebut terjadi pada
waktu tertentu dan di tempat tertentu. Maka alur terikat pada latar waktu dan
latar tempat. Latar tempat dan latar waktu membutuhkan kekhususan dan ketajaman
deskripsi yang menunjukkan pada pembaca bahwa waktu dan tempat kejadian
tersebut benar-bena khas sehingga cerita tidak daat dipindahkan secara
sembarangan karena kekhasan tersebut memberikan nilai tertentu. Inilah yang
disebut sebagai warna lokal dalam cerita. Warna lokal ini diciptakan dengan
memberikan deskripsi yang teliti tentang lokasi, benda-benda, tokoh-tokoh serta
kebiasaan-kebiasaan setempat, dialog tokoh-tokohnya yang mengandung
dialek-dialek tertentu
Kerangka
(Kisi-kisi Alur)
Kerangka
atau kisi-kisi alur sangat penting untuk dibuat sebelum kita menulis cerpen.
Kisi-kisi alur ini digunakan untk menjaga agar dalam cerita yang akan kita buat
tidak terjadi anakronisme, yaitu peristiwa yang salah waktu dan tempatnya. Di
samping itu, kisi-kisi ini juga berguna untuk mempertahankan cerita agar dalam
pengembangannya cerita tetap terfokus pada konflik yang direncanakan, tidak
melantur ke mana-mana.
Posisi ”Kita”
Dalam sebuah narase tentu saja ada yang bercerita, yang
menceritakan kepada kita apa saja yang terjadi. De fakto yang bercerita adalah
penulis cerita itu. Penulis cerita dalam bercerita dapat mengambil posisi
sebagai orang di luar cerita yang menceritakan segala sesuatu yang dilihat dan
didengarnya. Atau, bisa pula penulis mengambil posisi seolah-olah ia berada di
dalam cerita tersebut. Ia ikut menjadi salahsatu tokoh dalam cerita yang
dibuatnya itu.Pengambilan posisi diri ini sangat mempengaruhi cerita yang akan
dibuatnya. Maka, diperlukan pertimbangan matang untuk memilih gaya pertama,
atau gaya kedua sehingga nantinya terdapat konsistensi dalam bercerita.
Percakapan
(Dialog)
Sebenarnya
tidak ada aturan baku yang mengatur seberapa besar porsi dialog dalam sebuah
cerita. Artinya, boleh saja sebuah cerpen sejak awal sampai akhir isinya dialog
antartokoh. Porsi deskripsi latar dan peristiwanya dibuat seminimal mungkin.
Namun, boleh juga sebuah cerpen hanya terdiri dari deskripsi semua, tidak ada
dialog sama sekali.Hanya, rasa-rasanya akan menjadi cerpen yang tidak enak
dibaca ketika tidak terdapat keseimbangan antara dialog dalam latar peristiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar